Manusia sebagai
makhluk simbolik atau Homo symbolicum. Simbol atau lambang tersebut sering
digunakan manusia sehingga merepresentasikan makna bagi orang lain.
Simbol-simbol itu tidak terkecuali juga hadir dan terdapat dalam warna serta
motif kain songket.
Setiap
warna dalam kain songket memiliki makna yang dapat menujukan status dan keadaan
dari si pemakainya, kuning sebagai lambang emas telah mewarnai kebesaran dan
keagungan yang bukan hanya sebagai status kekayaan namun juga status sosial.
Sebagai contoh, kain songket dengan warna hijau, kuning dan merah padam pernah
diasosiakan sebagai simbol kesendirian "janda", sedangkan bila hendak
menikah [lagi ] hendaklah mengenakan warna-warna yang terang dan lebih cerah.
Songket biasanya dipakai sebagai busana pakaian adat untuk menghadiri dan
menggelar upacara-upacara adat. Upacara perkawinan merupakan salah satunya.
Songket tidak hanya menjadi busana pengantin, tapi mas kawin dan tamu undangan
pun kerap menggunakan songket.Songket umumnya tidak untuk dikenakan
sehari-hari, ini menandakan bahwa kain songket tidak untuk dipakai sembarangan,
karena selain “terlalu mewah” jika dikenakan sehari-hari, Songket juga
mengandung makna-makna tertentu. Makna yang merupakan perlambang dari si
pemakainya. Sebagai contoh, songket yang dikenakan untuk upacara perkawinan
berbeda dengan Songket yang digunakan dalam upacara adat lainnya.
Seperti sudah
menjadi kekhususan bahwa warna merah yang menyala harus dikenakan oleh
pengantin sedang untuk upacara adat lainnya ada kelonggaran untuk memilih motif
dan warna. Pada masa lalu pemakaian kain songket mungkin dibedakan antara keluarga kerajaan, pegawai,
bangsawan dan rakyat biasa. Perbedaan pemakaian kain songket penting karena
dalam kain songket tersebut mempunyai motif-motif yang menyimbolkan “sesuatu”,
makna yang coba direfleksikan oleh pemakainya.
Misalnya Songket dengan motif bunga tanjung yang
melambangkan keramah-tamahan, dipakai untuk menyambut tamu, khususnya dipakai
tua rumah sebagai ungkapan dari selamat datang. Songket dengan motif bunga
melati melambangkan keanggunan, kesucian, dan sopan santun. Kain songket dengan
motif bunga melati biasanya dikenakan oleh perempuan yang belum menikah.
Songket dengan motif pucuk rebung melambangkan sebuah harapan, sebuah doa dan
kebaikan. Motif pucuk rebung selalu mengambil tempatnya dalam setiap perayaan
adat, Motif tersebut hadir sebagai kepala kain atau tumpal. Mengenakan motif
pucuk rebung dimaksudkan agar si pemakai diberkati dengan keberuntungan dan
kemudahan dalam setiap langkah hidupnya.Saat ini, perlambang dalam motif kain
tidak sedikit yang mengabaikannya. Hal ini tidak hanya terjadi pada tenun
songket, tapi juga tenun-tenun lainnya. sungguh disayangkan jika kita atau
pembuatnya hanya tahu bentuk dan nama saja, sedangkan maknanya sudah jauh entah
ke mana. Sesungguhnya, belum terlambat untuk bertanya karena mereka yang
mengerti masih ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar